Cerita di Balik Nama

Sulawesi Barat merupakan propinsi termuda di Indonesia yang terdiri atas Lima Kabupaten (Polewali Mandar, Mamasa, Majene, Mamuju dan Mamuju Utara) dan baru terbentuk dan dideklarasikan pada tahun 2004. Potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki sangat mendukung untuk dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan agribisnis, hal ini tergambar dari luas wilayah Sulawesi Barat ± 16.796,91 km2 atau 26,88 % dari luas wilayah Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa, dengan 75 % penduduk bekerja sebagai petani dan nelayan. Potensi lahan untuk kegiatan agribisnis 26,37 % dari luas wilayah Sulawesi Barat atau seluas 4.396,15 km2.

Potensi agribisnis di Sulawesi Barat di dukung oleh komoditi andalan berasal dari sektor Perkebunan (Kakao, Kelapa Dalam, Kelapa Sawit, Cengkeh, Kopi dan Vanili), Sektor Perikanan dengan potensi utamanya hasil-hasil laut di wilayah pesisir Barat dengan panjang pantai 580 km yang dikenal sebagai perairan Selat Makassar., sektor Tanaman pangan (padi dan palawija), sektor Peternakan (kambing, sapi dan unggas), sektor Kehutanan (kayu jati, rotan, damar, ebony dan lain-lain)

Lima tahun terakhir (2001-2005) SUCCESS ALLIANCE yang didukung oleh USDA dan USAID serta mitra pelaku industri Word Cocoa Foundation (WCF) dan Masterfood telah melakukan kegiatan poyek di Sulawesi Barat dalam bentuk pelatihan-pelatihan teknis : SL-PBK, Side grafting, FO program, FaaB dan marketing, kampanye komunikasi serta VCD Training. Telah memberikan banyak perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat tani, khususnya petani kakao di Sulawesi Barat.

Sejalan dengan kegiatan tersebut telah menghasilkan Petani Pemandu sebanyak 120 orang yang mempunyai kemampuan dan kapasitas dalam memberikan bimbingan kepada para Petani Kakao. SUCCESS ALLIANCE merekrut dan melatih secara khusus tenaga teknis lapangan [Field Technician] sebanyak 7 (Tujuh) orang di Sulawesi Barat melalui Pelatihan Teknis (OPT, Sambung Samping, Chupon Grafting, Usahatani sebagai bisnis dan Pengelolaan Keuangan Bagi Organisasi Nirlaba). Disamping itu SUCCESS ALLIANCE juga melakukan Penguatan kapasitas pendampingan masyarakat (PRA, FGD, CD, CO, study banding, FO) serta Sharing Pengalaman dengan Konsultan ACDI VOCA (Naya Kenman, Allyson Bear), Direktur LP3ES (Bapak Suhardi), Direktur Yayasan Penabulu (Hadi Prayitno), Manager Program IFC PENSA (anggota group Bank Dunia) Bapak Mr Bruce Wise, studi banding ke YPANSU Medan Sumatera Utara.

Selama kurun waktu lima tahun keberadaan SUCCESS ALLIANCE tersebut telah berhasil melatih 25.200 petani kakao di wilayah Sulawesi Barat dan memfasilitasi pembentukan 150 Kelompok Tani serta 4 forum petani dan 6 Kelompok diantaranya didampingi dan dilatih secara intensif melalui program FO (Farmer Organization). Namun dari hasil tersebut diatas beberapa indikator memberikan gambaran masih perlunya penanganan lebih lanjut dan sistimatis secara berkesinambungan. Hal tersebut terjadi karena belum didukung sistim agribisnis yang kondusif, Jaringan kemitraan masih kurang, akses mendapatkan informasi/inovasi teknologi masih sangat terbatas, kelembagaan petani belum kuat serta masih kurangnya frekwensi pendampingan.

Berdasarkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada serta pencapaian selama keberadaan proyek SUCCESS ALLIANCE tersebut diatas merupakan momentum yang tepat dalam membangun suatu wadah untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan pendampingan, penguatan kapasitas masyarakat petani/nelayan Sulawesi Barat. Setelah melalui diskusi mendalam antar semua komponen pelaku pemberdayaan (petani, petani pemandu dan tekhnisi lapang) yang bekerja selama 5 tahun di lembaga SUCCESS ALLIANCE, maka pada Hari Kamis tanggal 18 Agustus 2005 disepakati membentuk suatu wadah/lembaga lokal di Propinsi Sulawesi Barat yang diberi nama “Wahana Sukses Pertanian Terpandang” yang selanjutnya disingkat “WASIAT”. Lembaga WASIAT ini merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat/NGO sebagai organisasi nirlaba (non profit). “WASIAT” sebagai sebuah nama lembaga memiliki berbagai makna, yaitu antara lain : Wasiat dapat diartikan penyerahan suatu amanah atau pesan. Wasiat juga dapat berarti pembawa atau penyampai amanah/pesan yang baik, Wasiat juga dapat berarti rasa tanggungjawab untuk keberlangsungan suatu pesan atau amanah. Dari keseluruhan makna tersebut di atas telah menggugah kesadaran nurani untuk menerima dan menyampaikan serta bertanggungjawab atas suatu pesan/amanah. Sehingga lembaga “Wasiat” sebagai sebuah institusi mempunyai tanggungjawab terhadap pemberdayaan masyarakat tani/nelayan untuk kemudian menjadi masyarakat sukses dan terpandang di negeri ini.

Silakan Tinggalkan Komentar