IMPIAN ITU SEMAKIN MENAMPAKKAN WUJUDNYA ?

DSC00427 

*Penulis: Parmansyah*

 

            Kenapa ? Mengapa ? Ada apa? Dengan judul tulisan ini. Penulis ingin menyampaikan hal tersebut dalam sebuah tulisan, minimal sekedar mengingatkan kembali buat seluruh teman-teman di WASIAT (Wahana Sukses Pertanian Terpandang) dan Puskoptan Amanah sehingga mampu tetap menjaga motivasi kita untuk mewujudkan Visi Lembaga WASIAT. WASIAT yang telah berumur 9 tahun yang didirikan pasca Proyek ACDI-VOCA closing, dimana kelahiran LSM ini diikuti lahirnya lembaga petani yang bernama Koperasi Amanah yang dimotori oleh orang-orang WASIAT juga.

            Saat itu masih segar dalam ingatan penulis bagaimana membangun sebuah lembaga yang dapat mendampingi petani secara umum, khususnya petani kakao menjadi suatu pekerjaan yang membanggakan dan terpandang. Dalam diskusi yang mungkin lebih pas kalau dikatakan curhat-curhatan sempat terlempar ide bagaimana kedepan koperasi bisa dikembangkan menjadi BUMP (Badan Usaha Milik Petani = istilah kami saat itu yang kita identikkkan dengan Badan Usaha Milik Daerah/BUMD) dan sempat kita tuliskan di papan whiteboard, bahwa paling lambat tahun 2016 akan dibentuk BUMP dimana modalnya adalah milik petani, pekerjanya adalah kalangan keluarga petani. Jadi impian yang dimaksud itu adalah terbentuknya “BUMP=Badan Usaha Milik Petani”

           

Tahun 2014 Puskoptan Amanah didampingi WASIAT dengan difasilitasi NGO VECO Indonesia bekerja sama dengan lembaga audit internasional Raniforest Alliance/RA dan PT Mars melaksanakan Kegiatan Sertifikasi Kakao Berkelanjutan/Program Kakao Lestari. Kegiatan ini melibatkan 82 Kelompok Tani yang tersebar di Kecamatan Tutar, Luyo, Mapilli, Campalagian, Tapango, Bulo dan Anreapi dengan total luasan kebun 2.222 Ha dari 3.224 lokasi kebun, 1.564 petani dengan estimasi produksi 1.630 ton Pendampingan yang dilakukan oleh WASIAT dalam Program Kakao Lestari bukanlah sesuatu yang baru, karena kegiatan sudah dilaksanakan sejak tahun tahun 2011-2013 dengan 167 Kelompok Tani, yang membedakannya adalah lembaga audit yang dilibatkan saat itu adalah UTZ dan Eksportir PT Armajaro sekaligus pemegang sertifikat kakao lestari sedangkan tahun 2014 pemegang sertifikatnya adalah Puskoptan Amanah.

 Apa hubungannya Sertifikasi Kakao Berkelanjutan/Kakao Lestari dengan judul di atas? Disinilah penulis perlu sampaikan, bahwa impian 9 tahun lalu terbentuknya BUMP mulai nampak wujudnya, karena hasil produksi kakao lestari berupa biji kakao dipasarkan melalui Pusat Koperasi Tani Amanah yang membentuk Unit Pemasaran Bersama yang punggawanya Ir. Muh. Akil. Modal pembelian biji kakao di Unit Pemasaran Bersama merupakan penyertaan modal urungan dari Puskoptan Amanah sebesar 100 juta, Lembaga Wasiat 80 juta dan 43 juta dari modal petani secara perorangan. Pemasaran mulai berjalan sejak bulan Juli 2014 dan sampai sekarang telah memasarkan ke pabrikan PT Mars sebanyak 143 ton biji kakao kering dan 43 ton biji kakao basah.

            Kegiatan lain yang penulis anggap berhasil yang dilakukan Puskoptan Amanah adalah produk pupuk organik biourine “Bio Fertitop” yang merupakan hasil pengolahan limbah dari kegiatan integrasi kakao-kambing yang sudah memiliki pangsa pasar/konsumen, simpan pinjam dan pengadaan sembako. Keseluruhan karyawan atau pelaku di Puskoptan Amanah berlatar belakang petani atau dari anak-petani. Inilah “penampakan” wujud cikal bakal BUMP/Badan Usaha Milik Petani yang penulis maksudkan, hematnya secara legal formal BUMP tinggal menunggu momen saja untuk mendeklarasikannya.

 

 

Silakan Tinggalkan Komentar